Wednesday, 8 November 2017

AMERSAAB JEMAAH TABLIGH KUNJUNGI RUMAH


Dulu seorang amir tabligh yg mengunjungi rumah aku memberitahu -
"Buatlah kebaktian sesama kita (insan). Allah tak berhajatkan amal ibadah kita. Tapi makhlukNya itu diciptakan saling bergantung keperluan satu sama lain".
Kemudian kawan aku yg bawa sang amir tu berkunjung ke teratak usangku mengajak aku menemani mrk. Aku terpaksa decline , memandangkan aku suda berjanji akan menemani org tua ke kebun tidak lama lagi. Maka aku mengembalikan semula - "Allah tidak berhajat kpd ibadah kita, tapi manusia berhajat kpd bantuan kita"
Hahaha. Jahat banget gue. Tapi itu jelah alasan selembut sutera yg aku mampu beri demi sebuah decline sbg penguat hujah. Aku dah berjanji, tak buli mungkiri. Maka beliao mesti interpertasikan atau aplikasi kan hujah amir nya sendiri buat diri sendiri. Sebab seorang dai musti amali dulu apa yg ia war war kan. Ini sebab, desakan beliao kuat. Walau kecewa, ia akur.
Essence dari kesah silam ini, adalah bitapa benar ungkapan amir itu.
Lebihnya saidina abu bakar as siddiq dari sekalian sahabah bukan sebab ibadahnya, tapi adalah sebab apa yg tersimpan dlm dadanya. Ia bukan saja ttg makrifah, tp juga sifat pemaaf, dermawan, santun, kuat memberi bantuan, menyambong silaturahim, berkaseh sayang, banyak infaqnya untok islam..
Ini semua lahir dari hati yg bersih bening dalam keakraban kpd Sang Khaliq. Nafsu di maqam insan kamil. Sempurna. Ia menatijahkan urat, tulang, darah dan daging yakni jasad - ikut melaksanakan pancaran2 dari alam kamaliah. Ia jadi berlawanan dgn pancaran2 hewani ammarah yg menatijahkan sifat2 tercela.
Lihat, yg plg mirip akhlak Rasulullahi saw adalah abu bakar.
Dia membeli setiap mukmin yg dihamba sahaya kan musyrik dgn harta bendanya tanpa fikir dua kali, seperti juga masa dia beriman. Kemudian memberi kemerdekaan tanpa sebarang kontrakan. Setiap sen uang nya, ia alirkan untuk islam, utk Rasul dan utk umat.
Dihari dia hanya meninggalkan Allah dan Rasul kpd keluarga, tanpa bersisa sekupang, inilah hari dia tidak mungkin dipintas lagi selama lamanya...
Abu bakar simbol kedermawanan. Bapa infaq. Dia membiaya ramai sekali umat termasuk dlm nafkah dan sadaqah. Infaq adalah ujian iman yg sukar untuk di istiqamah. Menambahnya (+) = bermakna menolak ( - ) bahgian dari hubbul dunia. Tempat nafsu bergayut. Makanya jika masi kedekut pahit, itu belum mencapai Nirwana tuu...
Begitulah goes arround - kalimat "Allah tiada hajat kpd ibadahmu". Tidak menambah atau mengurangkan kerajaan Nya dgn taat atau maksiat hambaNya.
Tapi hamba2 itu dijadikan saling ia bekeperluan sama sendiri.
Jangan berkira di jalan Allah. Beri kadar berkemampuan. Apa itu jalan Allah?
Mewakili "tangan2" Allah dlm menjalankan ugama dan menyampaikan bantuan kpd Hamba2 Nya. Banyak lah urusanya. Bukan sekadar berperang sabil atau urus mesjid surau atau keluar berdakwah
Renunglah...
Begitulah al kesah dari bayaran dewan 50 ribu juta rupiah tadi. Ia untok ibu2 tunggal yg bekerja utk mesjid menyedia dan membersih sisa tinggalan org2 yg kununya mau bina mesjid, tp fobia dgn infaq untuk mesjid baik ringgit atao tenaga. Duk kira tabong depa je.
Nanti aku kisahkan balada tukang2 bersih mesjid lagu mana. Sebab tak nampak dan lalui tribulasinya, kita anggap senang

TULISAN ASAL : JEFRI ZIN

No comments:

Post a Comment

WANG KERTAS SEMAKIN SUSUT NILAI

Wang kertas makin lama makin susut nilai. Rm 5k dulu yg disimpan dlm bank hari ni makin susut nilai. Sebab apa? Hishamudin rais, penulis ...